Terlelap dalam alunan simfoni tak bersuara,
mengosongkan harapan ilusi malam.
Bagai aliran air yang tak bermuara,
kini telah menghilang oleh amukan alam.
Seperti permainan yang mencandukan,
terbuai dalam topeng keindahan.
Kini hanya dapat merindukan
sebuah ungkapan akan kejujuran.
Menangis tersenyum kepada semesta,
bertanya akan sebuah pertanyaan.
Tak dapat terlihat oleh mata,
sesuatu yang disebut jawaban.
Tak tahu arah perjalanan,
hanya dapat terus berjalan dan berjalan.
Menyusuri waktu dalam kegelapan
dan tersesat dalam perasaan.
Hanya terdengar suara sunyi,
memberi sebuah kepercayaan akan harapan.
Sebuah harapan yang bersembunyi
dalam bayang-bayang kehidupan.
Salatiga, 29 Mei 2010