Skip to main content

Di Suatu Masa

Terlelap dalam alunan simfoni tak bersuara,
mengosongkan harapan ilusi malam.
Bagai aliran air yang tak bermuara,
kini telah menghilang oleh amukan alam.

Seperti permainan yang mencandukan,
terbuai dalam topeng keindahan.
Kini hanya dapat merindukan
sebuah ungkapan akan kejujuran.

Menangis tersenyum kepada semesta,
bertanya akan sebuah pertanyaan.
Tak dapat terlihat oleh mata,
sesuatu yang disebut jawaban.

Tak tahu arah perjalanan,
hanya dapat terus berjalan dan berjalan.
Menyusuri waktu dalam kegelapan
dan tersesat dalam perasaan.

Hanya terdengar suara sunyi,
memberi sebuah kepercayaan akan harapan.
Sebuah harapan yang bersembunyi
dalam bayang-bayang kehidupan.

Salatiga, 29 Mei 2010

Popular posts from this blog

Pendidikan Anarkisme; Menanggapi Pendidikan Demokratis Radikal Ben Laksana

Setelah membaca tulisan Ben Laksana mengenai pendidikan demokratis di Indoprogress , saya ingin menanggapinya dengan kedangkalan berpikir saya mengenai pendidikan. Namun sebelum menanggapi tulisan tersebut, saya ingin mengeluarkan uneg-uneg sebagai prolog tulisan ini. Bila memang benar demokrasi merupakan sistem bernegara yang paling ideal, mengapa justru permasalahan negara-negara demokrasi semakin rumit setiap harinya? Apakah kegagalan negara-negara tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintahnya menerapkan demokrasi? atau apakah demokrasi hanyalah sebuah omong kosong penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya secara terselubung (dengan adanya pemilu, penguasa akan selalu mengklaim kekuasaannya berasal dari rakyat)? Buat saya, demokrasi memang hanyalah sebuah omong kosong, tidak realistis untuk diperjuangkan, bukan soal utopis atau tidaknya, tapi lebih pada kesesatan logika berpikirnya. Secara etimologi dan terminologi, bukankah demokrasi berarti pemerintahan rakyat? Namun secara...

Kenapa Hidup ....., Jika Mati .....

Jika mati bisa dianggap suatu keberuntungan, kenapa kita susah melihat keberuntungan hidup? Jika kematian saja bisa disyukuri, kenapa dalam kehidupan kita sering mengeluh? Jika kepastian mati harus dilalui berani, kenapa ketidakpastian hidup kita isi ketakutan? Kenapa kita masih hidup sampai sekarang, jika kita tak bisa menikmati proses menuju mati?

Pelampiasan

Ingin kupeluk erat dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa rindu yang telah membendung lama. Ingin kucium bibirmu sebagai pelampiasan, atas rasa nafsu yang telah memuncak lama. Ingin kujadikan dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa cinta pada sebagian diriku yang ada padamu.