Tiap malam menjelang subuh,
tiap aku memikirkan gadis manisku,
menyusuri jejak hitam yang aku buat,
hanya menemukan bayangan dalam kabut.
Berjalan di tengah-tengah pekatnya kegelapan,
melarut dalam kesendirian, dalam sebuah harmoni malam,
sedikit remang, sedikit dingin, sedikit sepi, dan sedikit amarah.
Berteman dengan jalangnya jalanan,
menikmati cumbuan angin malam yang dingin.
Kurasakan hangat sebuah kecupan birahi semu,
bergairah, sambil menangis, tertawa, aku bertanya,
"Apa yang sedang aku lakukan? Bukankah ini gila?"
Semua perasaan bercampur aduk menjadi satu, yaitu aku.
Di jalanan inilah aku meletakkan jejak bayangku,
merayu cantiknya bintang dan bulan purnama.
Ya, mereka cocok menjadi teman kencanku semalam.
Kugandeng mereka menuju puncak bukit jalanan ini,
menuju puncak kenikmatan malam kota Salatiga.
3 September 2010, Surabaya