Skip to main content

(Salah Satu) Cara Mencintaimu


Aku suka rambut hitammu, ketika panjang sebahu.
Aku suka bibir merahmu,ketika terseyum untukku.
Aku suka mata cerahmu, ketika memandang hangat diriku.
Aku suka caramu, ketika menunjukkan sikap manja dan tegarmu padaku.
Aku suka kata-katamu. ketika berbicara kepadaku.
Aku suka semua tentangmu, ketika seperti apa yang aku harapkan.

Tapi,
ketika rambutmu tak panjang sebahu,
ketika bibirmu tak lagi (merah dan) tersenyum untukku,
ketika matamu tak lagi (cerahmu dan) memandangku dengan hangat,
ketika dirimu tak lagi menunjukkan manja ataupun tegar (tapi ketakpedulianmu) padaku,
dan ketika semua tentangmu tak lagi seperti yang aku harapkan,
aku tetap mencintaimu.

Untuk sekarang,
bahkan sampai dirimu bersama pria lain,
ataupun aku bersama perempuan selain dirimu (mungkin).
Aku tetap mencintaimu.
Bukankah cinta sejati itu tak bersyarat?
Mencintaimu apa adanya dirimu.
Inilah salah satu (dari seribu) caraku mencintaimu.

23 Desember 2012, Salatiga



Popular posts from this blog

Pendidikan Anarkisme; Menanggapi Pendidikan Demokratis Radikal Ben Laksana

Setelah membaca tulisan Ben Laksana mengenai pendidikan demokratis di Indoprogress , saya ingin menanggapinya dengan kedangkalan berpikir saya mengenai pendidikan. Namun sebelum menanggapi tulisan tersebut, saya ingin mengeluarkan uneg-uneg sebagai prolog tulisan ini. Bila memang benar demokrasi merupakan sistem bernegara yang paling ideal, mengapa justru permasalahan negara-negara demokrasi semakin rumit setiap harinya? Apakah kegagalan negara-negara tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintahnya menerapkan demokrasi? atau apakah demokrasi hanyalah sebuah omong kosong penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya secara terselubung (dengan adanya pemilu, penguasa akan selalu mengklaim kekuasaannya berasal dari rakyat)? Buat saya, demokrasi memang hanyalah sebuah omong kosong, tidak realistis untuk diperjuangkan, bukan soal utopis atau tidaknya, tapi lebih pada kesesatan logika berpikirnya. Secara etimologi dan terminologi, bukankah demokrasi berarti pemerintahan rakyat? Namun secara...

Kenapa Hidup ....., Jika Mati .....

Jika mati bisa dianggap suatu keberuntungan, kenapa kita susah melihat keberuntungan hidup? Jika kematian saja bisa disyukuri, kenapa dalam kehidupan kita sering mengeluh? Jika kepastian mati harus dilalui berani, kenapa ketidakpastian hidup kita isi ketakutan? Kenapa kita masih hidup sampai sekarang, jika kita tak bisa menikmati proses menuju mati?

Pelampiasan

Ingin kupeluk erat dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa rindu yang telah membendung lama. Ingin kucium bibirmu sebagai pelampiasan, atas rasa nafsu yang telah memuncak lama. Ingin kujadikan dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa cinta pada sebagian diriku yang ada padamu.