Artemis, oh Dewi Bulan yang manis,
baris demi baris ini nanti akan kutulis,
tentang anarkis yang jatuh hati pada gadis.
Ya, gadis idealis, humanis, altruis, juga sedikit politis.
baris demi baris ini nanti akan kutulis,
tentang anarkis yang jatuh hati pada gadis.
Ya, gadis idealis, humanis, altruis, juga sedikit politis.
Artemis, wanita dari gunung Kynthos,
ada anarkis yang tenggelam dalam chaos,
menjadi fatalis di hadapan mikrokosmos,
kecantikannya yang mistis bagai mantra cinta dalam mitos.
Artemis, Dewi Bulan dari gunung Kynthos,
tertawalah karena ada anarkis yang terbiasa bersuara tentang kegelisahannya,
namun sekarang ia tiada nyali menyampaikan pada gadis yang layak dicintainya.
Melihat domba jantan berbulu emas yang pasrah disembelih di kala gerimis,
sang anarkis hanya mampu menulis rindunya ini yang semakin membengis.