Skip to main content

Perihal Ayah

Berdua kita dibesarkan dengan didikan keras
Untuk kita bisa sadar bahwa dunia lebih keras
Dalam kenangan kita, mereka sekuat Hercules
Ingin kita melebihi mereka yang pernah sukses
Olimpiade hidup mereka telah mencapai batas
Nama mereka tak rela kita lihat tergerus
Opsi kita tak ada ucapan semangat telah habis

Dan,

Jangan kita menyerah dulu sayang
Ocehan dunia dengan kita tak sebanding
Hadapi bersama dengan sikap adiluhung
Aku ada di sisimu bila kau sedang bingung
Nafiri kita telah siap saat kita menang
Edan-edanan kita melangkah menuju terang
Setitik harapan kita telah habis mengerang

Waktunya kita bangkit berdiri
Ingatlah didikan ayah kita yang telah beri
Langkah kita tak henti karna terik matahari
Libas semua rintangan bersama ke sana kemari
Emban nama besar kita sendiri
Membanggakan keluarga dan kita gagah berdiri

Popular posts from this blog

Pendidikan Anarkisme; Menanggapi Pendidikan Demokratis Radikal Ben Laksana

Setelah membaca tulisan Ben Laksana mengenai pendidikan demokratis di Indoprogress , saya ingin menanggapinya dengan kedangkalan berpikir saya mengenai pendidikan. Namun sebelum menanggapi tulisan tersebut, saya ingin mengeluarkan uneg-uneg sebagai prolog tulisan ini. Bila memang benar demokrasi merupakan sistem bernegara yang paling ideal, mengapa justru permasalahan negara-negara demokrasi semakin rumit setiap harinya? Apakah kegagalan negara-negara tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintahnya menerapkan demokrasi? atau apakah demokrasi hanyalah sebuah omong kosong penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya secara terselubung (dengan adanya pemilu, penguasa akan selalu mengklaim kekuasaannya berasal dari rakyat)? Buat saya, demokrasi memang hanyalah sebuah omong kosong, tidak realistis untuk diperjuangkan, bukan soal utopis atau tidaknya, tapi lebih pada kesesatan logika berpikirnya. Secara etimologi dan terminologi, bukankah demokrasi berarti pemerintahan rakyat? Namun secara...

Kenapa Hidup ....., Jika Mati .....

Jika mati bisa dianggap suatu keberuntungan, kenapa kita susah melihat keberuntungan hidup? Jika kematian saja bisa disyukuri, kenapa dalam kehidupan kita sering mengeluh? Jika kepastian mati harus dilalui berani, kenapa ketidakpastian hidup kita isi ketakutan? Kenapa kita masih hidup sampai sekarang, jika kita tak bisa menikmati proses menuju mati?

Pelampiasan

Ingin kupeluk erat dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa rindu yang telah membendung lama. Ingin kucium bibirmu sebagai pelampiasan, atas rasa nafsu yang telah memuncak lama. Ingin kujadikan dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa cinta pada sebagian diriku yang ada padamu.