Skip to main content

Perihal Pantas

Aku bilang masih butuh pecutan,
lalu kau bilang aku tak mandiri.
Aku bilang aku masih sering hilang arah,
lalu kau bilang aku belum pantas.

Ya, aku memang belum pantas 'tuk dirimu.
Akupun tahu kau tak butuh kata-kata lagi.
Kau yang telah sempurna di mataku,
memang pantas menasehatiku yang masih hina.

Aku takkan berjanji apa-apa lagi untukmu.
Aku takkan mengubah diriku demi cintamu.
Aku hanya akan berterima kasih padamu,
darimu aku sadar jika aku masih pantas sendiri.

Sekarang aku hanya berjanji pada diriku.
Aku akan tetap jadi diriku yang selalu belajar,
belajar jadi manusia yang lebih dari siapapun.
Persetan dengan penilaianmu nanti seperti apa.

Bila pada akhirnya aku gagal menurutmu,
setidaknya aku tahu bila prosesku tetap baik.
Namun bila akhirnya aku berhasil menurutmu,
'kan ku jaga sadarku bila prosesku masih ada.

Terima kasih sayangku,
raihlah kepantasanmu sendiri juga.
Doaku selalu tetap ada 'tuk proses kita.
Semoga kita berjodoh dalam keadaan pantas.

Popular posts from this blog

Pendidikan Anarkisme; Menanggapi Pendidikan Demokratis Radikal Ben Laksana

Setelah membaca tulisan Ben Laksana mengenai pendidikan demokratis di Indoprogress , saya ingin menanggapinya dengan kedangkalan berpikir saya mengenai pendidikan. Namun sebelum menanggapi tulisan tersebut, saya ingin mengeluarkan uneg-uneg sebagai prolog tulisan ini. Bila memang benar demokrasi merupakan sistem bernegara yang paling ideal, mengapa justru permasalahan negara-negara demokrasi semakin rumit setiap harinya? Apakah kegagalan negara-negara tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintahnya menerapkan demokrasi? atau apakah demokrasi hanyalah sebuah omong kosong penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya secara terselubung (dengan adanya pemilu, penguasa akan selalu mengklaim kekuasaannya berasal dari rakyat)? Buat saya, demokrasi memang hanyalah sebuah omong kosong, tidak realistis untuk diperjuangkan, bukan soal utopis atau tidaknya, tapi lebih pada kesesatan logika berpikirnya. Secara etimologi dan terminologi, bukankah demokrasi berarti pemerintahan rakyat? Namun secara...

Kenapa Hidup ....., Jika Mati .....

Jika mati bisa dianggap suatu keberuntungan, kenapa kita susah melihat keberuntungan hidup? Jika kematian saja bisa disyukuri, kenapa dalam kehidupan kita sering mengeluh? Jika kepastian mati harus dilalui berani, kenapa ketidakpastian hidup kita isi ketakutan? Kenapa kita masih hidup sampai sekarang, jika kita tak bisa menikmati proses menuju mati?

Pelampiasan

Ingin kupeluk erat dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa rindu yang telah membendung lama. Ingin kucium bibirmu sebagai pelampiasan, atas rasa nafsu yang telah memuncak lama. Ingin kujadikan dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa cinta pada sebagian diriku yang ada padamu.