Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2021

Kenapa Hidup ....., Jika Mati .....

Jika mati bisa dianggap suatu keberuntungan, kenapa kita susah melihat keberuntungan hidup? Jika kematian saja bisa disyukuri, kenapa dalam kehidupan kita sering mengeluh? Jika kepastian mati harus dilalui berani, kenapa ketidakpastian hidup kita isi ketakutan? Kenapa kita masih hidup sampai sekarang, jika kita tak bisa menikmati proses menuju mati?

Pertemuan Manunggaling Kawula Gusti

Aku memberkatimu, kamu memberkatiku. Kita semua memiliki berkat saling bertemu. Aku dalam kamu, dan kamu ada dalamku. Pada akhirnya tak ada lagi aku dan kamu. Satu pikiran, satu rasa dan satu-kesatuan. Tak ada lagi kawula, tak ada lagi Gusti. Manunggaling, kesatuan dan keesaan. Penyatuan bukanlah penyamaan dengan Gusti. Bahwa Gusti bisa menjadi aku dan kamu, namun tetap aku dan kamu tak bisa jadi Gusti. Dan ketika Gusti telah tetapkan kita bertemu, maka dalammu telah kutemukan pula Gusti .

Kesucian

Kesucian, apa itu kesucian? Kenapa kalian bilang keperawanan itu suci? Bagaimana bisa lubang pipis kalian bilang suci? Jika itu suci, berarti pipis adalah air suci? Kenapa tidak minum sekalian biar kalian suci? Jika tak perawan dianggap tak suci lagi, kenapa surga ada di bawah kaki ibu yang tak perawan? Dan kenapa harus selalu perempuan yang kalian cibir soal keperawanan? Bagaimana dengan laki-laki yang tak perjaka? Apakah hanya karena banyak nabi laki-laki, lalu kalian anggap mereka tetap suci meski tak perjaka? Padahal di bawah kaki laki-laki tak ada surga, meski dia masih perjaka.

Pelampiasan

Ingin kupeluk erat dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa rindu yang telah membendung lama. Ingin kucium bibirmu sebagai pelampiasan, atas rasa nafsu yang telah memuncak lama. Ingin kujadikan dirimu sebagai pelampiasan, atas rasa cinta pada sebagian diriku yang ada padamu.

Perihal Cahaya

C antikmu adalah bagian dari cahaya ilahi A nggunmu seperti gunung berapi yang disegani H atimu seteguh berlian yang berkilauan A ku yang mencintaimu dalam diam membisu Y akini bahwa cahaya itu akan menyinariku lagi A ku hanya akan terus jalan menuju cahayaku

Perihal Melepas

Untuk segala kebersamaan kita,  aku ikhlaskan tuk melepasmu. Untuk segala senyuman kita, aku ikhlaskan tuk melepasmu. Untuk segala kekhawatiran kita, aku ikhlaskan tuk melepasmu Untuk segala amarah kita, aku ikhlaskan tuk melepasmu. Untuk segala komitmen kita, aku ikhlaskan tuk melepasmu. Dan untuk segala kata cinta kita, aku masih belajar tuk melepasmu. Kudoakan dirimu menemukan yang lebih pantas, kudoakan dirimu mendapatkan yang lebih dariku, dan kudoakan dirimu memaafkan aku yang tak sempat beri yang terbaik. Aku masih akan mendoakan dirimu bahagia meski tanpa aku.

Perihal Pertanyaan-Pertanyaan

Kenapa langkah kita terasa semakin cepat? Apa kita terlalu khawatir tentang hari esok? Kapan terakhir kita berdoa berserah bersama? Di manakah hati optimis kita yang dulu ada? Siapakah kita yang sering skeptis kuasaNya? Bagaimana bisa kita semakin lupa bersyukur 'tuk semua?

Perihal Indah

Dirimu adalah salah satu hal yang terindah. Pertemuan dan obrolan pertama kitapun indah. Bagaimana kita bisa saling menatap keindahan, membayangkan keindahan cumbuan berdua. Dirimu tetaplah salah satu hal terindah. Kemarahanmu yang menutupi kelembutanmu, tetap menyisakan keindahan rasa pedulimu. Memaafkan dan mencintai kita adalah hal terindah.

Perihal Masa

L ampau artinya yang telah berlalu kita lewati A dakah masa lalu kita yang belum termaafkan? L embut belaianmu di dadaku ajarkan pemaafan U ntuk sabar dan ikhlas terima yang nanti berlalu D enganmu hanya inginku jalani masa depan E nggan mencari penggantimu tuk dampingiku P ada masa sulit yang nanti kamulah pemicuku A ku tahu niat haruslah dari diri sendiri N amun aku juga tahu, karnamu niatku jadi lebih K ini bila kita harus menata diri masing-masing I nginku kita tetap saling menanti versi terbaik N amun bila kita nanti tak menjadi pengantin I nginku kita tetap saling mengingat proses ini

Perihal Ketakutan

Kekelaman hati yang kulukai sendiri dari lama Enggan menerang sebelum dirimu hadir lagi Tanpa ada harapan bahwa nanti akan sembuh Apakah abnormal bila aku takut kehilanganmu? Kehilangan sosok pemantik api semangatku Usaplah diriku dengan lembut sayangku Tenangkan ketakutanku yang menusuk brutal Aku bersujud di hadapan Semesta memohonmu Nazar telah kubuat bila dirimu kembali padaku

Perihal Berhadapan

Melihatmu kembali di hadapanku malam ini, perasaanku bercampur aduk tak karuan. Detak jantungku berdegup cepat, senang dan takut, mengingatkanku pada mati. Ya, berhadapan denganmu saat ini aku takluk.

Perihal Sepakat

Aku sepakat cinta tak melulu bicara impian, cinta memang perlu realistis. Namun berbicara soal realitas adalah kosong, karena realitanya kita sering dituntut berbuat. Aku sepakat tanggung jawab adalah pribadi, tak ada orang lain yang berhak menuntutnya. Namun berbicara soal pribadi adalah manusia, membantu sesama juga tanggung jawab moral. Aku sepakat bila melihat diri dulu tuk memberi, tak mungkin bisa memberi yang tak kita punya. Namun berbicara soal kepunyaan diri, sudahkah kita melihat seluruh yang kita punya?

Perihal Dewasa

Melalui dinginmu aku mengerti arti pantas Ejawantah cambuk takdirku yang harus diraih Melalui kakumu aku belajar arti luluh Aku yang sudah luluh lantah harus bisa kembali Napaki jalan potensiku sebagai manusia utuh Tanpa banyak bicara, tanpa kenal lelah Apapun rintangan di depanku tuk memelukmu Siap kuhadapi demi sebuah pelukanmu Karna kutahu, dirimu masih menunggu di sana Aku tahu, kamu hanya ingin aku lebih dewasa Nantikan pantasku sambil dirimu juga memantaskan