Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2012

Psikologi, Psyche dan Eros

“Psikologi yang merupakan ilmu mempelajari jiwa manusia, sepertinya memerlukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan menggugat lewat wacana filsafat.” Begitulah pernyataan seorang Audifax dalam bukunya yang berjudul, Filsafat Psikologi –Audifax sendiri adalah seorang peneliti di SMART Human Research & Psychological Development, Surabaya. Kenapa dia memberikan pernyataan demikian? Apa gunanya pertanyaan-pertanyaan filosofis itu bagi kita – terutama pelajar psikologi? Kenapa harus dengan filsafat? Apakah ada hubungannya dengan psikologi itu sendiri? Apa itu filsafat? Apa itu psikologi? Psikologi dikenal oleh khalayak melalui Fakultas Psikologi yang sudah (dan masih) berdiri sekarang. Psikologi dianggap masih tergolong sebagai ilmu kemarin sore –baru dianggap sebagai salah satu ilmu pengetahuan ketika Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia pada tahun 1879. Meski begitu, sebenarnya psikologi sendiri sudah menjadi banyak pemikiran orang-orang jaman dulu, se...

Manusia Otokritik

"Anda tidak akan bisa bebas memaksa orang lain untuk bisa memahami anda sepenuhnya, karena anda hanya diberikan kebebasan untuk bisa memahami diri anda sendiri dan orang lain, meskipun tidak akan bisa sepenuhnya." Bagiku, semua manusia memiliki kecenderungan untuk anti terhadap kritik. Kenapa? Karena pada dasarnya manusia cenderung mencari yang enak saja. Buat aku pribadi, mengkritik adalah suatu keenakan tersendiri, lebih enak melontarkan kritik daripada menerima kritik. Dan pada akhirnya pula bisa disimpulkan, manusia yang sering mengkritik cenderung anti kritik atau tidak mau menerima kritik. Tapi, bagaimana rasanya jika manusia yang tukang kritik itu, akhirnya juga mengkritik dirinya sendiri? Tetap tidak enak –karena itulah, tulisan ini lama jadinya. Seorang teman pernah mengutip kata-kata Arief Budiman, bahwa kritikan itu konsultasi gratis. Malangnya, kutipan semacam itu selalu aku buat untuk penguatan diri untuk semakin gencar mengkritik sana dan sini. Kenapa aku...

Di Suatu Masa

Terlelap dalam alunan simfoni tak bersuara, mengosongkan harapan ilusi malam. Bagai aliran air yang tak bermuara, kini telah menghilang oleh amukan alam. Seperti permainan yang mencandukan, terbuai dalam topeng keindahan. Kini hanya dapat merindukan sebuah ungkapan akan kejujuran. Menangis tersenyum kepada semesta, bertanya akan sebuah pertanyaan. Tak dapat terlihat oleh mata, sesuatu yang disebut jawaban. Tak tahu arah perjalanan, hanya dapat terus berjalan dan berjalan. Menyusuri waktu dalam kegelapan dan tersesat dalam perasaan. Hanya terdengar suara sunyi, memberi sebuah kepercayaan akan harapan. Sebuah harapan yang bersembunyi dalam bayang-bayang kehidupan. Salatiga, 29 Mei 2010